YOGYAKARTA, Info Terbaru Indonesia
Pamela Andari Priyudha, seorang psikolog klinis dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menyampaikan beberapa cara dan saran untuk menjaga kesehatan mental saat berhadapan dengan derasnya informasi negatif yang berkembang di Indonesia.
Penyampaian berita negatif seputar kebijakan pemerintahan yang menuai pro kontra, penyebaran unjuk rasa dengan cara keras, ancaman kepada wartawan, gonjang-ganjing di pasar modal, serta kasus suap yang mencakup para petinggi negeri diketahui menimbulkan perasaan frustrasi, ketidaktentuan, dan putus asa dalam kalangan publik.
Pamela meyakini bahwa paparan berkelanjutan terhadap informasi negatif bisa membuat individu serta kelompok mengalami stres mental jangka panjang dan bersama-sama.
“Apabila seseorang merasa tak memiliki kekuatan, maka dia mungkin akan menghadapi learned helplessness atau ketidakmampuan untuk memperbaiki suatu kondisi walaupun kesempatan masih tersedia. Hal ini cukup berisiko karena dapat menciptakan sikap acuh, rasa frustrasi, serta penurunan semangat yang melanda banyak orang,” terangkan Pamela seperti dikutip dari situs UGM.
Dia menyatakan bahwa salah satu taktik yang bisa digunakan untuk melindungi kesejahteraan mental saat menghadapi pemberitaan negatif yang luas adalah dengan sengaja mengekang asupan data yang dapat membangkitkan rasa cemas, terlebih lagi bila orang tersebut sedang berada dalam situasi psikologis yang tidak baik.
Di samping itu, perlu membentuk kebiasaan mengumpulkan data alternatif dari beragam penyedia info yang dapat dipercaya sehingga bisa mendapat perspektif yang lebih adil dan setara. Pamela merekomendasikan supaya publik jangan buru-buru bertindak atas kabar yang masih belum diverifikasi.
“Penting bagi kita untuk memprioritaskan pemikiran rasional dan tetap netral. Harus selalu mencari informasi dari beragam sumber, bukannya cuma bergantung pada satu perspektif,” kata Pamela dengan tekad.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, kita bisa mengelakkan pembicaraan tentang masalah-masalah yang memiliki potensi untuk menimbulkan gangguan emosi dalam diri Anda, misalnya perseteruan politik dan isu-isu sosial lainnya yang cenderung meraih perhatian dengan cara-cara emosional yang berlebihan.
Sebaliknya, dianjurkan bagi setiap orang untuk dengan aktif mengekspos diri pada materi-materi yang bersifat positif, memberikan motivasi, atau membangun agar dapat mendukung keseimbangan emosi serta merangsang cara berpikir yang lebih optimistis ketika menghadapi tantangan hidup sehari-hari.
Satu metode psikologis yang dapat digunakan untuk terus menjaga semangat positif ialah dengan
self-control
atau kontrol diri.
“Kami perlu memahami batas antara apa yang bisa kami atur dan sesuatu yang ada di luar jangkauan kontrol kami. Mengedepankan tugas serta kewajiban yang mampu dilakukan akan mendukung pemeliharaan motivasi dan sikap positif,” kata Pamela.
Untuk memelihara kesejahteraan mental dalam lingkungan sosial yang semakin rumit dan menantang, mendampingi secara emosional individu sekitar kita yang sedang merasakan kekhawatiran merupakan tindakan yang amat signifikan serta berarti.
Satu bentuk bantuan yang sederhana tetapi sangat berdampak adalah menjadi pendengar yang baik, yakni memperhatikan keluh kesal, ketidaknyamanan, serta kekhawatiran tanpa menyampaikan penilaian atau tanggapan yang merendahkan.
Pamela yang juga berperan sebagai staf pengajar di Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM ini menekankan pentingnya pendekatan yang empatik dalam situasi ini.
“Sadari, mungkin mereka butuh didengarkan dan dipahami tanpa diberikan penilaian atau non-judgemental atas keresahan-keresahan yang muncul akibat banjirnya berita negatif yang diterima,” ujarnya.
Namun, sebelum kita terjun membantu orang lain, penting pula untuk mengenali dan memahami kondisi psikologis kita sendiri. Kesadaran ini penting untuk mencegah kelelahan emosional (
emotional burnout
) kepada pemberi bantuan.
Sebaliknya, di banyak kesempatan, bertindak sebagai jembatan antara orang-orang yang menderita stres emosional dan para profesional terlatih dapat memberikan sumbangan signifikan dalam memelihara kesejahteraan psikologis bersama-sama.
Ini menggambarkan bahwa memberi bantuan belum tentu selalu dengan cara memecahkan masalah secara langsung, melainkan juga dapat terdiri dari tindakan yang sederhana tapi memiliki dampak besar, misalnya dengan mengarahkan orang tersebut kepada sumber dukungan yang sesuai.
“Sebelum memberikan bantuan, kita perlu memastikan dulu keadaan mental kita sendiri. Bila merasa belum siap, sebaiknya arahkan kepada ahli yang berkompeten seperti psikolog, psikiater, atau konselor,” katanya.
Pamela juga menggarisbawahi institusi pendidikan tinggi yang mempunyai peranan penting dan signifikan dalam menciptakan ketahanan psikologis bagi pemuda, terutama dengan cara meningkatkan literasi digital serta kesadaran tentang masalah kesehatan mental.
Lembaga pendidikan bukan sekadar wadah untuk pembelajaran intelektual saja, melainkan juga menjadi area yang memfasilitasi pertumbuhan aspek emosi dan sosial dari siswa.
Sebaliknya, fungsi masyarakat juga tak kalah vital dalam menciptakan lingkungan informasi yang baik dan bermakna. Mereka bertanggung jawab secara etis untuk membantu mengembangkan ruang publik tanpa adanya penyebaran berita palsu, ucapan permusuhan, atau materi yang dapat menimbulkan ketegangan.
“Melalui usaha bersama, komunitas bisa membantu mengonfirmasi ketepatan data yang tersebar, mendistribusikan materi seimbang di antara kabar baik dan buruk, serta meningkatkan rasa simpati dan persatuan di kalangan warganya,” tutup Pamela.